(Rumah Amal Salman, Bandung) - Sahabat Amal, Millenial Influencer, Sherly Annavita Rahmi mengisi IMS Talks pada Jumat (27/10) di Masjid Salman ITB. IMS Talks adalah kajian yang merupakan rangkaian kegiatan dari Qiyamul Lail bersama Imam Muda Salman. IMS Talks membahas mengenai “Quo Vadis Gen Muda?” yang bermakna, “Kemana arah pemuda di hari ini?”.
Berkaitan dengan pemuda, Sherly Annavita mengungkapkan bahwa tidak ada perubahan besar tanpa gerakan anak muda. Salah satu contohnya pada 1928 yaitu tercetusnya Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda yang membicarakan mengenai semangat persatuan.
“Syarat perubahan itu ada empat yakni perubahan menuntut energi besar, perubahan butuh waktu yang banyak, perubahan dimulai dari rasa ingin tahu yang tinggi dan perubahan itu terjadi karena senang melawan arus. Semua syarat itu dimilikinya oleh siapa? Tentunya oleh anak muda,” tambah Sherly.
Sherly Annavita juga mengatakan bahwa muda itu bukan soal usia tetapi mengenai jiwa dan pikiran. Bicara mengenai muda berarti bicara tentang masa depan bukan masa lalu.
“Kita tidak bisa memilih lahir dari siapa, dengan fasilitas apa dan latar belakang bagaimana. Masa lalu itu hanya bisa dipelajari. Makannya, Islam itu adil. Kita tidak diminta pertanggungjawaban mengenai bagaimana kita lahir, tapi yang dipertanggungjawabkan itu akhirnya bagaimana, proses menuju akhir seperti apa. Maka dari itu, mari maksimalkan hari ini untuk membuat masa depan,” ujar Sherly.
Tantangan yang dihadapi anak muda saat ini karena mereka belum selesai dengan diri sendiri. Tidak selesai dengan diri sendiri, itu yang membuat anak muda mengalami overthinking.
“Kita harus kenal diri kita sendiri, siapa kita di masa depan? Itu berkaitan dengan target hidup kita. Memiliki target dalam hidup, berarti kita punya alat ukur. Artinya kita akan tahu selama ini kita melangkah itu mendekati target, stuck atau bahkan menjauhi target. Perubahan memang sulit, tapi selalu ada langkah pertama dalam setiap perubahan,” ungkapnya.
Selain IMS Talks, Qiyamul Lail bersama Imam Muda Salman juga mengadakan donasi dan doa bersama untuk Palestina. Sherly mengungkapkan, bahwa hubungan kita dengan Palestina berkaitan dengan tanggung jawab sejarah dan tanggung jawab kemanusiaan.
“Apa hubungan kita dengan masalah Palestina-Israel? Tentunya ini tanggung jawab sejarah. Palestina adalah salah satu negara yang berdiri paling awal untuk kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Ini juga tanggung jawab kemanusiaan. Bagaimana kita menganggap diri kita manusia tapi kita mematikan naluri kemanusiaan kita dan tidak menjunjung tinggi nilai kemanusiaan itu sendiri,” ujar Sherly saat menutup sesi IMS Talks.***