Prof. Hermawan: Tujuan Puasa untuk Meningkatkan Kualitas Takwa  

By Muhammad Frizky

02/03/2025

(Rumah Amal Salman, Bandung)  – Sahabat Amal, puasa Ramadan bukan sekadar kewajiban, tetapi jalan menuju ketakwaan. Pesan itu ditegaskan oleh Majelis Pembina YPM Salman ITB, Prof. Hermawan Kresno Dipojono dalam ceramah tarawih malam kedua Ramadan di Masjid Salman ITB, Jumat, 1 Maret 2025.

Dalam ceramahnya, Prof. Hermawan menjelaskan bahwa kalimat la’allakum tattaqun dalam surat Al Baqarah ayat 183 menunjukkan bahwa tujuan utama puasa adalah meningkatkan kualitas ketakwaan seorang muslim. 

Ketakwaan merupakan aspek fundamental dan juga menjadi tolok ukur dalam berbagai aspek kehidupan.Ketakwaan, menurutnya, selalu menjadi pengingat dalam setiap khutbah Jumat. Khatib senantiasa menyerukan pentingnya peningkatan ketakwaan sebagai bagian dari proses berkelanjutan dalam kehidupan seorang Muslim.

Lebih jauh, Prof. Hermawan menguraikan konsep kesempurnaan dalam kehidupan manusia. Ia menggambarkan perjalanan hidup sebagai rangkaian tahapan, dari kelahiran hingga kematian. “Seorang bayi yang lahir selalu menangis, menandakan transisi dari rahim yang nyaman menuju dunia yang penuh tantangan,” katanya. Begitu pula, kematian adalah gerbang menuju kehidupan berikutnya, yang hanya dapat ditembus dengan kualitas iman yang kuat.

Dalam proses menuju kesempurnaan, ilmu menjadi elemen penting. Namun, Prof. Hermawan menekankan keterbatasan pengetahuan manusia terhadap realitas dunia ini. “Islam mengajarkan adanya kehidupan setelah kematian, yang hanya bisa dicapai dengan ketakwaan,” ungkapnya.

Di sisi lain, rasa syukur menjadi aspek yang tidak terpisahkan dari ibadah puasa. Prof. Hermawan menyoroti bahwa perintah puasa dalam Al-Qur’an diakhiri dengan ajakan untuk bersyukur. “Saat berbuka, kita merasakan kenikmatan yang sulit diungkapkan. Ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai nikmat Allah,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa syukur dan keluhan tidak bisa berjalan beriringan. “Orang yang bersyukur tak mudah mengeluh, sedangkan mereka yang gemar mengeluh akan sulit merasakan nikmatnya bersyukur.” tegasnya. 

Selain itu, ia mengingatkan tentang kedekatan Allah dengan hamba-Nya, sebagaimana dijelaskan masih dalam surat yang sama, di dalam ayat berikutnya. “Setiap doa yang dipanjatkan akan dijawab oleh Allah,” kata Prof. Hermawan. Bahkan, Nabi Ibrahim pun pernah bertanya kepada Allah tentang bagaimana Dia menghidupkan kembali orang mati. “Mencari ilmu dan bertanya bukan hal yang dilarang, melainkan bagian dari perjalanan menuju pemahaman keimanan yang lebih dalam,” tambahnya.

Mengakhiri ceramahnya, Prof. Hermawan menegaskan bahwa Ramadan adalah momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan. “Ini adalah bulan penuh berkah, di mana doa-doa dikabulkan dan dosa-dosa diampuni. Manfaatkan sebaik mungkin untuk mendekatkan diri kepada Allah,” pungkasnya. *** (Ed: Marchiana)

Program Ramadhan di Masjid Salman ITB didukung penuh oleh Rumah Amal Salman. Donasi KLIK DISINI! 

Kajian & Tips

Bagikan :

Kajian & Tips
Bagikan

Berita Lainnya