(Rumah Amal Salman, Bandung) – Sahabat Amal, Nuaiman radhiyallahu anhu menjadi satu nama sahabat yang dikabarkan sering membuat Rasulullah tertawa. Rasulullah tidak banyak tertawa, beliau biasanya hanya tersenyum kepada umatnya. Nuaiman memang lain, gara-gara keusilannya dan gaya bercandanya sampai –sampai membuat gigi geraham Rasulullah terlihat.
Pernah diceritakan suatu Nu'aiman datang membawakan banyak makanan kepada Rasulullah dan para sahabat. Selesai menghabiskan makanan tersebut, Nu'aiman barulah berkata, "Ya Rasulullah, inilah penjual makanan tadi, silakan Engkau yang bayar.
Kejadian tersebut membuat Rasulullah dan para sahabat kebingungan, namun juga tidak bisa menahan tawa. Pada akhirnya peristiwa itu diselesaikan dengan solusi dari Rasulullah untuk membagi total biaya sama rata dengan sahabat-sahabat lainnya.
Kisah lainnya, suatu waktu Nu’aiman diajak oleh Abu Bakar untuk pergi ke Negeri Syam. Abu Bakar memohon izin mengajak dua sahabat untuk ikut berdagang.
"Ya Rasulullah! Saya ingin meminta izin untuk mengajak dua sahabat ikut berdagang ke Negeri Syam, yakni Nu'aiman dan Suwaibith bin Harmalah,"
Singkat cerita sesampainya di Syam, Abu Bakar pergi berniaga. Suwaibith bin Harmalah yang ketika itu ditugasi menjaga perbekalan didatangi Nuaiman.
"Wahai Suwaibith, aku sudah lapar, maka berikanlah saya sepotong roti untuk saya makan saat ini," ujar Nu’aiman. Namun, permintaan tersebut tidak diwujudkan oleh Suwaibith, karena dirinya yang amanah itu memilih menunggu Abu Bakar datang.
Mendengar jawaban Suwaibith, lantas Nu'aiman langsung mengancamnya, "Berikan aku sepotong roti itu atau kau akan kuberikan pelajaran." Namun Suwaibith bersikukuh tidak memberikannya.
Kemudian Nuaiman pergi ke pasar dan berniat mencari toko yang membeli hamba sahaya. Ketika itu memang masih ada budaya pembelian hamba sahaya. Nuaiman kemudian menjual Suwaibith dengan harga murah sebab Suwaibith memiliki kekurangan yakni suka mengaku sebagai hamba yang merdeka. Ketika itu harga pasaran hamba sahaya sekitar 100 hingga 300 dirham, tetapi Nuaiman menjual Suwaibith dengan harga 20 dirham saja.
Singkat cerita Suwaibith kaget karena tiba-tiba ditangkap dan dibeli dengan harga 20 dirham. Lalu ia berteriak bahwa ia merupakan hamba yang telah merdeka. Namun teriakannya tidak dipedulikan, sebab memang ucapan tersebut bagian dari kekurangan yang diceritakan Nuaiman sebelumnya.
Mendengar kekacauan tersebut Abu Bakar yang baru kembali dari perniagaan lantas bertanya, ada apa. Nuaiman dengan santainya berkata “Sudah saya jual, Wahai Abu Bakar”.
Kemudian kisah ini Abu Bakar sampaikan kepada Rasulullah dan Rasulullah pun tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya. Setelah setahun berlalu, Rasulullah seringkali menceritakan keusilan Nuaiman kepada para tetamu yang datang.
Kesan ketika pertama kali membaca kisah Nuaiman, memang benar-benar usil sekali sosok sahabat ini. Kalau kita tarik pada kondisi hari ini, mungkin Nuaiman ini nge-prank para sahabat bahkan Rasulullah sekalipun. Sebenarnya agak heran, kok sikap seperti itu dimaklumi ya. Padahal jelas-jelas hal tersebut merugikan orang lain. Namun ternyata Nuaiman juga diceritakan sebagai seorang mujahid sejati. Namanya tercantum dalam Ashabul Badr karena keikutsertaannya dalam berjuang bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat lainnya dalam Perang Badar.
Ini berarti Rasulullah sebagai pemimpin melihat lebih jauh karakter dan potensi yang dimiliki Nuaiman. Sehingga Rasulullah tidak hanya berfokus pada keusilan yang dibuat oleh Nuaiman, tetapi pada kontribusi apa yang bisa dilakukan oleh Nuaiman. Buktinya saja, Nuaiman dinyatakan syahid di medan Badar. Wallahu’alam. ***