(Rumah Amal Salman, Bandung) – Muhammad Farel Alfhareza, pemuda asal Bandung yang telah tinggal di masjid selama lima tahun terakhir, berhasil menembus jurusan Teknologi Industri Kimia Universitas Padjadjaran (Unpad) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
Lulusan SMA Negeri 3 Bandung ini juga aktif di lingkungan masjid sebagai imam, guru madrasah, hingga sesekali menjadi qari undangan. Di tengah kesibukannya, Farel menata mimpinya untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Ia menyadari, bahwa pendidikan di Indonesia kerap terasa eksklusif, mendorongnya untuk terus berusaha lebih keras, meski keterbatasan ekonomi menjadi tantangan yang cukup besar.
“Pendidikan masih jadi hal yang eksklusif, apalagi bagi saya yang serba terbatas ini. Akan tetapi saya percaya, keterbatasan tidak menjadi halangan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” ucapnya.
Ketika itu ia juga tahu, nilai rapornya mungkin belum cukup untuk menembus jalur SNBP. Oleh karenanya, sejak awal kelas XII, Farel fokus mempersiapkan SNBT. Buku-buku pinjaman dari kakak kelas dan koneksi internet di masjid menjadi teman belajarnya sehari-hari.
Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, Farel tetap memegang teguh prinsip untuk tidak membebani ayahnya yang merupakan seorang marbot. Ia yakin bahwa kuliah bukan hanya tentang gelar, tapi juga sarana memperluas kontribusi dan menambah kebermanfaatan. “Saya ingin berkembang, baik secara sosial maupun keilmuan, dan semoga bisa membawa dampak untuk orang lain.” Katanya.
Nasib baik menghampiri saat ia menemukan informasi tentang Beasiswa Perintis, program bimbingan belajar yang dikelola Laznas Rumah Amal Salman, diperuntukan bagi pelajar kelas 12 SMA/sederajat dan alumni gap year dari keluarga kurang mampu. Setelah melalui tiga tahap seleksi, Farel mendapatkan bimbingan intensif, diberikan materi-materi pembelajaran yang bisa ia akses secara online, dari sana kemampuannya melonjak signifikan.
“Nilai saya awalnya hanya di kisaran 500-an. Setelah ikut bimbingan Beasiswa Perintis, nilai saya naik hingga 700,” katanya. Beasiswa ini tak hanya memberikan pendampingan akademik, tapi juga motivasi yang besar.
Sang Ayah yang turut menyaksikan perjuangan anaknya, menuturkan apresiasi dan rasa syukurnya, “Saya mengapresiasi semangat belajar Farel yang tinggi. Keadaan sulit justru membuatnya lebih maju,” ucap sang ayah.
Ia menambahkan, keberhasilan Farel juga berkat dukungan dari berbagai pihak, tidak terkecuali DKM masjid yang mengizinkan anaknya mengakses internet untuk untuk ikut belajar di masjid, bahkan ruang penitipan sepatu masjid.
“DKM memberikan akses koneksi internet, ruang-ruang masjid, bahkan Farel juga diizinkan untuk menggunakan salah satu computer cctv yang ada di ruang penitipan sepatu, tempat saya bekerja untuk belajar materi-materi ujian,” pungkas ayah. ***
untuk Program Beasiswa Perintis KLIK DISINI!
Tonton selengkapnya: